MENCINTAI ROSULULLAH

Kewajiban Mencintai Rosulullah shallallahu 'alaihi wasallam
1. Mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hendaknya melebihi:

i. Cinta kepada diri sendiri.
Dari Abdullah bin Hisyam berkata: “Suatu ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau memegang tangan Umar bin Khatthab, lalu Umar
berkata: ‘Hai Rasulullah, sungguh engkau orang yang paling aku cintai dari semua makhluk kecuali diriku sendiri.’ Mendengar ucapan Umar tersebut, Nabi saw langsung menjawab: ‘Tidak Umar, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sehingga aku ini orang yang paling engkau cintai lebih daripada dirimu sendiri.’ Kemudian Umar berkata lagi: ‘Demi Allah, saat ini engkau orang yang paling aku cintai daripada diriku sendiri.’ Lalu Nabi saw bersabda lagi: ‘Saat ini, hai Umar.”   (HR. Bukhari)

ii. Cinta kepada orang tua dan anak.
Dari Abu Hurairah ra, bahwa rasulullah saw bersabda:
“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak sempurna iman seseorang sehingga aku lebih dicintai daripada orang tuanya dan anaknya.” (HR. Bukhari)

iii. Cinta kepada keluarga, harta, dan semua manusia.
Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
“Tidak sempurna iman seorang hamba, sehingga aku lebih dicintai daripada keluarganya, hartanya, dan semua manusia.” (HR. Muslim) 

2. Ancaman bagi orang yang lebih mencintai sesuatu daripada mencintai Nabi Muhammad Shallallahu 'alahi wasallam
"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."(QS. At-Taubah:24)
Menurut Ibnu Katsir ayat yang menyatakan: “Adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan dari berjihad di jalan Allah, maka tunggulah,…..” Tafsirnya: “Maka tunggulah siksa yang bakal menimpa kalian.”
Mujahid dan Al Hasan menafsirkan ayat yang berbunyi: “Sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya” yaitu berupa siksaan di dunia dan di akhirat.
Al Allamah Al-Zamakhsyary, dalam menafsirkan ayat tsb ia berkata: “Ayat ini keras sekali ancamannya, belum pernah dijumpai ayat sekeras ayat ini.”

Keuntungan Mencintai Nabi  .
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Ali Imran:31)

1. Mendapatkan kelezatan Iman.
 “Tiga hal, yang barangsiapa termasuk di dalamnya, maka ia akan mendapatkan kelezatan iman, yaitu: hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya; hendaknya ia mencintai seseorang karena Allah ta’ala, dan hendaknya ia benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci kalau di lempar ke neraka.”  (HR. Bukhari Muslim)
2. Dikumpulkan bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam  di akhirat.  
Dari Abdullah bin Mas’ud ra :
“Ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai sesuatu kaum, padahal orang tsb belum pernah bertemu?’ Nabi saw langsung menjawab: ‘Seseorang itu akan bersama orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari Muslim)

Tanda-Tanda Cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam

1. Keinginan untuk melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ingin selalu bersamanya.
i. Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu menangis karena gembira bisa mendampingi Nabi saw hijrah ke Madinah.
ii. Kegembiraan orang-orang Anshar di Madinah karena kedatangan Nabi Shallallahu 'alahi wasallam
iii. Kekhawatiran orang-orang Anshar ditinggalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
iv. Kekhawatiran seorang sahabat (Tsauban radhiallahu 'anhu) tidak bisa bertemu dengan Nabi saw di Surga. "Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."(QS.An-Nisa:69)
v. Permintaan Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslami untuk menemani Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di Surga.
vi. Orang-orang Anshar lebih memilih bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam daripada memilih hewan-hewan peliharaan (unta dan kambing).
vii. Keinginan Umar Al Faruq ra.  dikubur di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
viii. Abu Bakar ra. menangis ketika mendekati perpisahan dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
ix. Abu Bakar ra. bersedih ketika teringat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam 
x. Abu Bakar ra. ingin cepat-cepat bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

2. Berani berkorban jiwa dan harta benda dengan membela Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
i. Abu Bakar radhiallahu 'anhu menangis karena khawatir akan keselamatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
ii. Kesediaan Miqdad bin Al Aswad turut bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu peperangan.
iii. Pengorbanan 11 orang Anshar dan Thalhah radhiyallahu 'anhu demi membela Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
iv. Abu Thalhah radhiallahu 'anhu melindungi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari sasaran panah.
v. Abu Dujanah radhiallahu 'anhu menjadikan dirinya sebagai perisai demi melindungi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari sasaran panah.
vi. Seorang dari kaum Anshar mati demi membela Nabi saw. dan pipinya berada di atas telapak kaki beliau.
vii. Kekhawatiran Sa’ad ibnu Ar-Rabi‘ radhiallahu 'anhu. akan keselamatan Nabi shallallahu'alaihiwasallam padahal dirinya sendiri sedang berada dalam ambang kematian.
viii. Abu Qatadah ra. menjaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jangan sampai terjatuh dari atas kendaraannya.

3. Melaksanakan perintah Nabi shallallahu'alaihiwasallam dan menjauhi larangannya.
i. Kaum Anshar cepat-cepat membalikkan wajah  mereka ke arah Ka’bah padahal mereka sedang ruku’.
Dalil: Qs. Al Baqarah 144
"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan"
ii. Kesigapan para sahabat melaksanakan perintah Nabi shallallahu 'alahi wasallam untuk berkumpul menjadi satu saat beristirahat dalam suatu perjalanan.
iii. Para sahabat menumpahkan isi periuk yang sedang mendidih ketika mendengar keharaman daging himar.
iv. Minuman khamar mengalir di jalan-jalan kota Madinah setelah diumumkan keharamannya. Dalil: Qs. 24:51
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

v. Perjanjian dengan musuh dipegang teguh para sahabat karena melaksanakan perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
Dari Mu’awiyah radhiallahu 'anhu. : Aku pernah mendengar rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mempunyai janji dengan suatu kaum, maka janganlah ia mengadakan suatu ikatan atau melepaskannya, sehingga habis masanya atau ia mengembalikan perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur.”  (HR. Abu Dawud dan Attrimidzi)
vi. Para sahabat tidak mau duduk di atas sutera karena adanya larangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
Dari Abdullah bin Umar  bahwa rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi orang yang menantang perintahku” (HR. Ahmad)
vii. Para sahabat mencopot sandal mereka dalam shalat ketika  mereka melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencopot sandalnya.
viii. Seorang sahabiah mencopot  gelang putrinya  setelah mendengar ancaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
ix. Para wanita berjalan di tepi jalan karena melaksanakan perintah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
Dari Abu Usaid Al Anshari  bahwa sesungguhnya ia melihat rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari masjid, lalu beliau melihat kaum lelaki berjalan bercampur baur dengan wanita, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Kaum wanita, hendaklah kalian mundur ke belakang, dan biarlah kaum lelaki yang berjalan terlebih dahulu, karena sesungguhnya bukan hak kalian kaum wanita berjalan di tengah. Kalian wajib berjalan di bagian tepi jalan.” (HR. Abu Dawud)

4. Menghidupkan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan membela syari’atnya.
i. Seruan Anas Ibnu Nadhr untuk mempertaruhkan nyawa berjuang di jalan Allah subhanahu wata'ala dan ia sudah mempertaruhkan nyawanya.  Dalil: Qs. 33:23
"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya)."
ii. Kegembiraan Haram bin Malhan ra. karena dibunuh pada saat menyampaikan risalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
iii. Bara bin Malik  minta agar ia dilemparkan ke atas benteng sarang musuh untuk membukakan pintu kaum muslimin.
iv. Zubair  memanjat benteng besar untuk membuka pintunya dari dalam agar tentara Islam dapat masuk.
v. Empat ratus kaum muslimin melakukan bai’at untuk mati dalam peperangan Yarmuk.
vi. Do’a An-Nu’man bin Muqarrin ra. agar dapat memperoleh mati syahid.
“Ya Allah, muliakanlah agama-Mu, berilah pertolongan hamba-hamba-Mu, dan jadikanlah An-Nu’man bin Muqarrin ini orang yang pertama kali mati syahid karena memuliakan agama-Mu dan menolong hamba-hamba-Mu.”
vii. Abu Bakar ra. memerangi kaum yang murtad dan tidak mau membayar zakat. 
viii. Abu Bakar ra. mengutus tentara Usamah bin Za’id ra. setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat.
ix. Kerinduan kaum muslimin untuk mengorbankan jiwa mereka dalam perjuangan membela Agama Allah subhanahuwata'ala

0 komentar:

Posting Komentar